Your Trusted Australian Sourcing Company
At Three Green, we want to be more than just your business partner; we want to be your trusted Australian sourcing company and personal outsourced procurement assistant. As a reliable Australian sourcing service company, we can provide you with the most suitable product solutions for your business. We will adhere to the tasks, formats and timeframes that you establish, ensuring that all sourcing is carried out safely and legally and in the most ethically responsible manner possible. We operate differently from other sourcing agent websites. Whether you require us to work inside, outside or along-side the normal product procurement channels, we can help you. With our assistance, there’s no need for your business to operate within the limits of restricted catalogues, product options and product formats that you find on the internet. The Three Green team are made up professional procurement officers who work across a range of industries and manufacturing disciplines including textiles, technology, stamped and moulded products and more. As an established and experienced Australian sourcing group, we source the items directly from the most relevant and reliable supplier, guaranteeing our clients high quality items at the best price.
Mengawali karier di industri otomotif
Jika dilihat dari perjalanan kariernya, Anthony mengawali karier bisnisnya di perusahaan otomotif milik keluarganya. Awalnya bisnis tersebut dijalankan oleh ayahnya kemudian diteruskan oleh Anthony.
Anthony menempati posisi sebagai kepala rantai pasok dan pemasaran di PT Tan Chong Group. Perusahaan tersebut bergerak pada industri otomotif, mulai dari perakitan, distribusi, hingga layanan asuransi.
Di sana, ia bertugas mengkoordinasi kegiatan logistik dan menciptakan afinitas merek pada sejumlah merek otomotif yang berada di bawah perusahaan.
Di tahun 2012, Anthony pun mulai merintis bisnisnya sendiri. Bersama dengan teman kuliahnya di Harvard, Tan Hooi Ling, ia mendirikan bisnis transportasi bernama MyTeksi.
Perusahaan tersebut didirikan dari keluhan beberapa temannya yang sulit mencari taksi yang aman dan praktis di Malaysia. Berangkat dari masalah tersebut, keduanya pun mencari solusi dengan memperbaiki sistem transportasi di Malaysia.
Solusi yang mereka tawarkan adalah mendirikan layanan pemesanan taksi berbasis online MyTeksi. Markas utama perusahaan tersebut terletak di Singapura sehingga layanan taksi tersebut tersedia di Malaysia dan Singapura.
MyTeksi pun berubah nama menjadi GrabTaxi. Tidak berselang nama, nama tersebut diganti menjadi Grab agar lebih mudah diingat masyarakat.
Grab berkembang pesat
Dari usaha yang dikembangkan Anthony, Grab menjadi perusahaan layanan transportasi berbasis digital terdepan di Asia Tenggara.
Perusahaan tersebut juga telah melebarkan sayapnya dengan menyediakan layanan taksi mobil, motor, pengiriman, dan pengembangan perangkat lunak.
Investornya juga berasal dari berbagai perusahaan, mulai dari Softbank, Didi Chuxing, dan Toyota.
Di bulan April 2021, Anthony juga mengumumkan pencatatan Grab di Amerika Serikat dengan menghubungkan perusahaan dengan perusahaan akuisisi.
Di bawah kepemimpinan, Grab telah menerima pengakuan global atas inovasi dan pengaruh positif. Perusahaan ini berhasil masuk ke dalam jajaran perusahaan paling inovatif versi Fast Company di tahun 2023 dengan menduduki posisi kedua.
Hampir sebagian besar kekayaan Anthony Tan berasal dari bisnis transportasi dan perangkat lunak seluler. Dilansir situs Forbes, Anthony tercatat memiliki total kekayaan sebesar 790 juta dolar AS per Oktober 2021.
Dengan total kekayaan yang dimilikinya, ia berhasil mencatatkan namanya dalam daftar orang terkaya di Malaysia pada tahun 2019 dengan menduduki posisi 38.
Di tahun 2021, Anthony sukses masuk ke dalam daftar orang terkaya di Singapura dengan menempati posisi ke-47.
Itulah informasi terkait siapa pemilik Grab yang ternyata adalah Anthony Tan yang kini menjabat sebagai Group CEO dan Co-Founder. Semoga bermanfaat!
Pewaris Perusahaan Rokok
Jika ada pertanyaan siapa sosok John Kusuma? Maka jawabanya adalah salah satu pewaris dari pemilik pabrik rokok yang berpusat di Kudus, Jawa Tengah. Perusahaan tersebut bernama PT Nojorono yang berdiri sejak 14 Oktober 1932.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Joki 3in1 adalah orang yang menawarkan jasanya untuk turut serta dalam mobil pengguna jasa untuk memotong kemacetan yang melanda kota terbesar di Indonesia, terutama Jakarta. Seperti atapers dan ojek, hal tersebut merupakan salah satu metode orang Indonesia sudah terbiasa dengan lalu-lintas sehari-hari.
Joki 3in1 berkumpul di pinggir jalan untuk mencari kendaraan yang tidak memiliki cukup penumpang untuk secara legal menggunakan jalur three in one . Joki menawarkan diri untuk pergi bersama dalam kendaraan tersebut untuk harga tetap. Ini adalah cara untuk menyiasati peraturan pembatasan jalan dengan jumlah penumpang tertentu.[1][2] Hal ini juga menawarkan cara orang miskin mendapatkan uang tanpa pekerjaan formal.[3] Sebagai penumpang, bayi juga menghasilkan uang untuk orang tua mereka.[4]
Pada bulan April 2016 Jakarta menangguhkan aturan "3-in-1" yang memerlukan joki mobil, membuat para joki menjadi pengganguran. Beberapa diantaranya telah melakoni pekerjaan ini selama bertahun-tahun.[5][6] Pada tanggal 30 Agustus 2016 terbit sistem plat nomor "ganjil-genap" menggantikan aturan "3-in-1" aturan, setelah operasi percobaan dan efektif untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Plat nomor ganjil dapat melewati bekas jalur "3-in-1" pada tanggal ganjil, dan plat nomor genap dapat masuk ke area tersebut pada tanggal genap.[7]
Grab merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa transportasi online terbesar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Lewat layanan yang diberikan, pengguna bisa memesan transportasi lebih mudah dan praktis.
Beberapa produk yang mungkin sudah tidak asing terdengar, seperti GrabBike, GrabCar, hingga GrabFood menjadi andalan masyarakat.
Di balik kesuksesan Grab, terdapat sosok yang berhasil membawa perusahaan satu ini meraih keberhasilan dan menjadikannya terdepan di industri transportasi online.
Ingin tahu, siapa pemilik Grab? Berikut profil lengkapnya yang menarik untuk diketahui.
Pertanyaan mengenai siapa pemilik Grab seringkali muncul ketika membahas perusahaan penyedia jasa transportasi satu ini. Diketahui pemiliknya adalah Anthony Tan.
Ia adalah seorang pengusaha asal Singapura yang menjabat sebagai CEO dari perusahaan penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi ini.
Lahir di keluarga pengusaha, Anthony ternyata seorang konglomerat dan sudah familier di dunia bisnis. Lewat latar belakangnya tersebut, pengusaha ini mewarisi jiwa pebisnis dari keluarganya.
Setelah lulus sekolah, ia melanjutkan studinya pada jurusan Ekonomi dan Kebijakan Publik di University of Chicago. Kemudian, ia mengambil Magister Administrasi Bisnis di Harvard University.
Unmatched Product Lines
Increasingly, our business is becoming specialised in sourcing new and difficult to find items. For example, we were the first to bring in rice husk mugs and stone paper products for non-retail purposes in Australia. We are universally recognised as being different. We are an experienced and motivated team who are empowered to operate independently, allowing quick response times, greater flexibility and adaptability to client requirements, while also being able to harness the skills of all members of our business, our business partners and factories. If you’re importing from China to Australia, our team has sourcing specialists and agents who can source the item or material that you might need. As a trusted China sourcing company, we can do the hard work to find you the best quality products and the best prices in the volume you require.
At Three Green we pride ourselves on ensuring that the highest standards of professional practice (ethical sourcing, best environmental outcomes, adherence to statutory obligations e.g. Modern Slavery Act). This discipline is reflected in all outcomes and products we source.
At Three Green, we believe that consistency builds trust. We work hard to provide every client with product solutions to suit their requirements. Producing value and quality and providing customer satisfaction is our core and only focus. Outsourcing procurement drives down costs and reduces risk for your organisation. Contact us today and we'll tailor a solution for all your procurement needs.
Keputusan CMA muncul setelah membuka penyelidikan antimonopoli atas kesepakatan tersebut pada Januari dan mengumumkan penyelidikan mendalam pada April 2024.
Bulan lalu, pengawas persaingan usaha menetapkan jalur bagi kesepakatan tersebut untuk terus maju, jika penyelesaian tertentu diadopsi.
Regulator khawatir merger tersebut, yang akan memangkas jumlah pemain jaringan telekomunikasi utama dari empat menjadi tiga, akan menyebabkan tarif layanan lebih tinggi atau layanan yang berkurang.
"Setelah mempertimbangkan bukti-bukti dengan saksama, serta masukan luas yang telah kami terima, kami yakin penggabungan ini kemungkinan akan meningkatkan persaingan di sektor seluler Inggris dan harus diizinkan untuk dilanjutkan – tetapi hanya jika Vodafone dan Three setuju untuk menerapkan langkah-langkah yang kami usulkan," kata Stuart McIntosh, ketua kelompok penyelidikan independen yang memimpin investigasi di CMA.
Richard telah bekerja terus menerus di arena urusan UE sejak 1984. Dia adalah pemimpin Pemerintah & Layanan Publik untuk Deloitte di seluruh EMEA dari 2012-2019 (bisnis dengan 6.000 orang dengan pendapatan tahunan $1+ miliar – Layanan Pemerintah & Publik adalah perusahaan yang tercepat -sektor yang tumbuh, di depan Layanan Keuangan, Digital & Teknologi, Ilmu Hayati & Kesehatan, Energi, dan industri Manufaktur).
Dari 1992-2019, Richard juga bertanggung jawab atas koordinasi keseluruhan layanan Deloitte ke lembaga-lembaga Uni Eropa dan menjalankan lebih dari 80 manajemen program pan-Eropa dan global, konsultasi, dan penugasan studi. Dia sangat berpengalaman dalam memimpin dan berkontribusi pada proyek dan program di seluruh UE untuk lembaga UE, yang melibatkan manajemen, penelitian, dan/atau aktivitas terkait di semua Negara Anggota dan di seluruh dunia.
Selain semua lembaga utama UE, lebih dari 20 Direktorat Jenderal dan layanan Komisi Eropa, dan Badan UE yang berlokasi di 10 Negara Anggota, kliennya termasuk pengecer terbesar di Eropa, perusahaan digital, pemimpin dalam produk onsumen, bahan kimia, manufaktur, dan mengangkut. Kajian dan program profesional telah dilakukan untuk institusi UE dan klien pemerintah internasional di lebih dari dua puluh bidang kebijakan – dan dia telah memberi nasihat kepada perusahaan tentang isu-isu termasuk perdagangan, regulasi digital, lingkungan dan perubahan iklim, persaingan, ekonomi, pasar internal & kebijakan perusahaan – melalui urusan sosial dan konsumen – hingga pengembangan politik dan kelembagaan.
JAKARTA, iNewsTegal.id - Berikut Profil John Kusuma, pewaris perusahaan rokok dan pemilik Bank Aladin. Konglomerat tersebut tercatat pernah memiliki kekayaan hingga USD1,4 miliar atau sekitar Rp20 triliun dalam kurs Rp14.300.
Tak heran jika dirinya masuk dalam jajaran 50 orang terkaya di Indonesia dan berada di urutan ke 32. Diketahui pria tersebut pernah masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2021.
Apakah Anda tahu siapa John Kusuma? Seorang pengusaha yang bergerak di sektor perbankan. Jhon Kusuma juga merupakan salah satu petinggi dari PT Nojorono Tobacco International (Nojorono), pabrik rokok dengan merek Minak Djinggo dan Class Mild.
Perusahaan itu tercatat berada di posisi kelima dalam industri rokok terbesar di Indonesia. Tak hanya sukses berbisnis rokok, John juga memiliki saham di Bank Aladin Syariah.
Lantas, siapa sososk Jhon Kusuma yang digadang-gadang memiliki kekayaan Rp20 triliun ini. Dikutip dari IDXChannel.com, Senin (31/10/2022) berikut Profil John Kusuma, pewaris perusahaan rokok dan pemilik Bank Aladin.